Monday, January 2, 2012

Nyanyian “Poli-tikus” (Sebuah Puisi)

Nyanyian “Poli-tikus”

Oleh: Hardi RaFA *)

Aku politikus muda

Mencoba melihat kedalam dada

Kepada yang lain ku ingin menyapa

Untuk mengingatkan yang sedang terlena


Lihatlah banyaknya yang ada diberita

Semuanya negatif tentang kita

Hujatan yang tak terhitung jumlahnya

Korupsi yang meraja lela

Manipulasi yang tiada terkira

Seakan-akan hanya itu isi media massa


Sidang kita lakukan tiada terkira

Rapat yang kita adakan tak terhitung jumlahnya

Padahal yang dibicarakan hanya itu-keitu saja

Prestasi yang kita hasilkan tak lah pernah ada

Sedikit hasil menelan trilyunan biaya

Memakan uang rakyat dan pinjaman dari luar sana

Kita nikmati semua uang itu dengan tersenyum bangga

Rakyat bersedih kita selalu ketawa

Mereka telah mati kelaparan dan sengsara

Maka..., bioleh jadi kita digedung ini tiadalah berguna


Saat kampanye berkoar-koar mengumbar janji

Tuk mendapatkan para pendukung, semua orang kita datangi

Kepada semuanya kita tersenyum dan berbagi

Namun..., semuanya hilang ketika sudah dapat kursi

Kata-kata janji tak pernah ditepati

Kalimat-kalimat yang dulu terungkap, sekarang telah basi

Rakyat yang lemah dan para penyokong tiada teringat lagi

Kita hanya tahu, bahwa kita pejabat yang perlu dihormati


Sekarang orang menyebut kita politisi

Kita duduk dalam berbagai komisi

Yang sebenarnya untuk membicarakan masalah rakyat dan mencari solusi

Tapi, kita malah hanya sering datang untuk menghitung hari

Sambil tidur, atau main facebook di handphone atau blackberry (blekberi)

Atau malah bolos, karena memang tiada sanksi

Atau berkoar-koar yang sebenarnya tak berisi

Lalu..., berbicara didepan mediapun lantang berapi-api

Sekan-akan kitalah yang punya semua ide dalam sidang tadi

Namun.., sebanarnya kita tak paham situasi

Dokumen-dokumen tebal itu juga tidak mengerti

Karena semuanya bisa diserahkan pada para staf ahli


Setiap hari kita sibuk mencari kesalahan lawan

Agar pemilihan tahun depan tidak dapat saingan

Sebaliknya, kesalah sendiri tak pernah dihiraukan

Tidak lagi mampan dengan saran dan kritikan

Sudah tuli terhadap caci-makian

Sudah kebal terhadap berbagai hujatan

Tapi, perbuatan bejat tidak juga ditinggalkan

Berbuat baikpun sudah jarang dilakukan


Kita tidak mau disebut kekanak-kanakan

Tapi ruang sidang kita ubah menjadi wahana pertengkaran

Mencaci semua lawan

Sambil memperlihatkan ego dan ketenaran

Padahal itu hanya lambang kebodohan

Mengapa setiap ada proyek besar kita datang berebutan

Seolah-olah itu menjadi sebuah mainan

Kita hanya ingin terlibat dan dapat persenan

Atau kita mencoba saling memperlihatkan kekuasaan

Bermain diatas, dengan memotong anggaran

Padahal, semuanya adalah proyek pembangunan

Yang harus terlaksana sesuai ketentuan

Yang dananya tak boleh disimpang siurkan,

...apalagi hilang ditelan siluman


Kepada sesama politikus

Ku ingin berbicara tulus

Marilah kita hasilkan prestasi dengan kerja bagus

Semoga semua kesalahan yang lalu dapat ditebus


--------------

Adelaide, Januari 201


Mari Dapatkan Keuntungan Disini

Copy Right: Hardisman 2007