Seorang sahabat bertanya tentang perubahan sistim pendidikan kedokteran di Indonesia saat ini, terutama tentang sistim kepaniteraan klinik. Berikut tanggapan saya:
-->
Sebelumnya, perlu diingat, Sistim pondidikan & profesi kedokteran di negara kita saat ini mengadakan perubahan besar. SEBENARNYA, intersnship itu tidak ada kaitan-nya dengan PBL. Tetapi kita melakukan perubahan serentak. Merubah sistim pembelajaran menjadi PBL. Juga merubah sistim pendidikan klinis. Sehinga terkesan, semuanya adalah gabungan dari sistim PBL.
Saat ini di Indonesia termasuk untuk FK-Unand, sedang digodok bentuk internship yang pas. Kita akan melaksanakan, gabungan dari primary care di Puskesmas dan RSUD di daerah. Melihat nanti feasibility nya: biaya, fasilitas, akomodasi, security dll.
Ada bebrapa hal yg perlu menjadi catatan, pertaman: bahwa 'Intership' adalah masih dalam tahapan pendidikan, Bedanya, mahsiswa (doktern intern), sudah selesai melaksanakan seluruh siklus (rotasi) co-schap (clerkship) nya.
Kalau dihitung dan dbandingkan dengan system sebelum nya, dengan sistim sekaran ini (PBL & TBL), pendidikan klinis akan lebih lama (1,5 tahun clerkship, PLUS 1 tahun internship). Total pendidikan tetap 6 tahun (pre klinik cuma 3.5 tahun)
Sebelum era PBL pun, hapir semua negara denagn British system (UK, Australia, Malaysia, Singapore dll), juga sudah melaksanakan internship ini. Misalnya, Malysia dengan sistim konvensional dulu, mereka melaksanakan sistim pendidikan dokter 5 tahun, plus internship satu tahun. Sedangkan untuk masuk Fakultas kedokteran di Malaysia, harus lulus pre-university satu tahun. Jadi sebenarnya kalo dihitung, lama pendidikan dokter di Malysia lebih lama dari kita (7 tahun baru bisa full registrasi). AKAN TETAPI, yang ditegaskan sebagai bagian pendidikan kedokteran hanya yg 5 tahun itu. Sehingga sering dikatakan, lama pendidikan dokter di Malaysia cuma 5 tahun.
Ketika, mereka berubah manjadi sistim PBL, yg berubah hanya sistim pembelajaran preklinis. Sedangkan yg lain tidak ada perubahan.
Ada beberapa perbedaan dalam sistim pendidikan kedokteran kita dengan negara yg memaki British system . (Oh ya, yg saya masksud dengan British system adalah British system pandidikan kedokteran-nya, bukan sistim pemerintahannya. Jadi negara-negara timur tengah termasuk yg memakai sistim ini).
- Pendidikan internship di negara-negara ini dilaksanakan dibawah administrasi departemen kesehatan. Jadi bukan lagi tanggung jawab fakultas kedokteran. Sedangkan di kita masih dibawa universitas.
- Dokter intern atau juga dikenal dangan JMO (Junior Medical Officer) dinegara tsb mendapat registrasi terbatas, tidak boleh melakukan praktek sendiri, hanya di RS/ Primary care dimana mereka ditugaskan; mereka dapat full registrasi jika telah selesai internship dan lulus 'ujian'. Kalau di kita karena di bawah koordinasi Fakultas, maka fakultas lebih banyak berusaha mencari tempat yg layak untuk pendidikan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan; mahasiswa (dokter intern) juga hanya belajar (praktek) pada tempat yg telah ditentukan, tetapi dokter intern belum bisa mengurus surat registrasi konsil.
-Meskipun masih dalam tahap pendidikan, karena mereka dianggap sebagai bagian dari sistim pelayanan kesehatan, dokter intern digaji dengan layak [Kalau di South Australia sekitar AU$42,000/year: hampir 4000/bulan.. hmmm, kira-kira setara dengan gaji pegawai bank menengah disni... he..he...Tapi jangan di-rupiah-kan ya (Rp8200/dolar), akan terrlihat terlau besar, kan biaya hidup disini juga besar...]. Kalau di Indonesia, karena intern adalah mahsiswa universitas, ya harus bayar uang kuliah dong.. hmmm.
Tentunya, negar kita belum mapu sampai kesana (untuk mebayar intern, ... dokter residen aja kan belum digaji, dan mesti bayar mahal lagi..).
TUNGGU DULU, jangan bersdih hati, sistim sepeti ini bukan hanya Indonesia yg menerapkan, tapi jg beberap negara lain spt Slovakia dan beberapa negara Eropa Timur.
Hardi
The Pasadena Home
------------------
3 comments:
asslmkm, buya.. tulisan ini mungkin harus dibaca oleh pimpinan fakultas.. biar terbuka pikiran beliautersebut unutk tidak terlalu banyak menerima mahasiswa kedokteran...
Thanks comment nya Ken,
Ya nanti itu salah satu tugas setelah pulang ke Padang
uda/bpk hardisman, saya mhs fk unand bp 05 (sem 7)..
terimakasih untuk informasinya tentang internship (yg memang msh membingungkan buat kami..)
tapi sedih juga rasany,klu sudah dpt gelar dokter tp blum bs menghasilkan uang sendiri dari profesi dicita-citakan... hiks..
Ada bbrp pertanyaan saya:
(1) apakah internship itu sama dengan PTT
(pegawai tak tetap)?tp klu saya g salah,PTT tetap digaji wlu ala kadarny...
(2) adakah situs yg dapat memberi banyak informasi untuk para dokter terutama yg baru menapaki profesi dokter?
(3)daerah mana yg prospeknya ckp bagus untuk karir seorg dokter umum d negara ini?
(4)apa yg harus dilakukan setelah internship nanti?
moga uda/bpk bs membantu,terimakasih banyak..
wassalam
Post a Comment